Aceh Timur - Hal aneh terjadi saat ratusan orang panik dalam peristiwa kebakaran sebuah rumah di Dusun Blang Mee, Desa Seuneubok Rambong, Kec, Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu Malam, 7 Juni 2025,sekira pukul 19.30 WIB, setelah sempat dihubungi perihal rumahnya yang terbakar, diduga penghuni rumah tersebut malah enggan pulang untuk menyaksikannya.
Hal tak lazim itu terjadi dan menimbulkan tanda tanya bagi segenap warga Seuneubok Rambong dan sekitarnya yang berada di lokasi kejadian saat itu. Faktanya, ratusan orang menyaksikan bahwa pemilik rumah tidak langsung pulang, meski pun telah diberitahu.
" Iya tadi katanya sudah dihubungi, tapi kayaknya dia enggan pulang, entah kenapa dan tidak diketahui dimana keberadaanya," ucap (MZ) abang angkat korban kebakaran tersebut, Sabtu malam, 7 Juni 2025, ketika api masih berkobar kala itu.
Keesokan harinya Minggu 8 Juni 2025, (HF) ibu angkat korban mengungkapkan bahwa anak angkatnya yang berjenis kelamin perempuan itu baru datang ke lokasi tersebut sekitar pukul 1.00 WIB tengah malam, diduga bersama kurang lebih 3 orang teman pria.
Namun anehnya, menurut keterangan ibu angkat dari perempuan penghuni rumah tersebut, bahwa anak angkatnnya itu tidak menunjukan tanda kesedihan, bahkan diduga malah tertawa - tawa bersama para teman prianya itu saat datang ke lokasi kebakaran tersebut.
" Semalam dia baru pulang lihat lokasi kebakaran rumahnya itu sekitar jam 1 malam, anehnya diduga malah tertawa - tawa bersama teman prianya itu, tanpa ada rasa bersedih dan sebagainya," ungkap (HF) ibu angkat yang baru saja ke Polsek Idi Rayeuk bersama anak kandungnya(MZ) melaporkan kasus dugaan penganiayaan oleh anak angkatnya itu terhadap dirinya sekitar tiga minggu lalu.
Kemudian keanehan pun kembali terjadi saat keesokan harinya, Minggu 8 Juni 2025,sekira pukul 9.00 wib, ketika tim INAVIS dari Polres Aceh Timur datang untuk menyelidiki sebab musabab kebakaran tersebut, perempuan beranak dua penghuni rumah tersebut lagi - lagi tak kelihatan, melainkan diduga mengutus pembantunya (FT) untuk menghadapi polisi saat itu sembari terhubung melalui telpon seluler diduga lewat fitur video call. Padahal semestinya penghuni rumah berada di lokasi tersebut saat polisi datang.
Saat ditanyai (FT) sang pembantu yang biasanya membantu menyeterika dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu, mengaku tidak mengetahui keberadaan perempuan penghuni rumah tersebut, meskipun ia sedang terhubung dan berbicara lewat telpon dengan penguhuni rumah tersebut ketika polisi berada tepat di depan sang asisten rumah tangga itu.
" Saya tidak tahu dia dimana, semalam dia ke rumah saya dulu jam 11an, setelah api dipadamkan, ada suaminya juga, diduga sempat cek cok gara - gara anak," ungkap FT yang sebelumnya mengaku dirinya ke pasar malam saat kebakaran sedang terjadi.
Sebelumnya abang angkat dari pemilik rumah tersebut, bersama ibu kandungnya (HF) beberapa minggu sebelum terjadinya kebakaran itu, membuat laporan kepolisian di Polsek Idi Rayeuk, terkait dugaan pemukulan terhadap HF sang ibu angkat oleh anak angkatnya itu yang merupakan pemilik rumah yang terbakar tersebut.
Dalam pengaduan itu, selain dugaan pemukulan terhadap sang ibu angkat, penghuni rumah tersebut juga diduga menenteng parang dan mengancam membakar rumah ibu angkatnya tersebut dalam keadaan emosi.Hal itu disaksikan langsung oleh HF dan MZ dan didengarkan oleh FT serta tetangga lainnya.
" Ya dia diduga sudah keseringan pukul mamak saya, dan ancam bakar rumah, tapi ini kami tidak tahan lagi, makanya melapor ke polsek Idi Rayeuk," terang MZ di kantor polisi beberapa waktu lalu.
Selain itu penghuni rumah terbakar tersebut diduga kerap terlibat aktifitas meresahkan pada siang dan malam hari, yang sudah sejak lama diketahui warga, bahkan aparat desa pun merasa kewalahan dibuatnya. Di lokasi rumah tersebut diduga kerap terlihat sejumlah laki - laki tak dikenal hilir mudik siang dan malam secara berganti - ganti, bahkan hingga tengah malam.
" Ya dia kerap keluar tengah malam misalkan jam 1 ato setengah 2 malam, dan rumah itu sering didatangi laki - laki tak dikenal siang dan malam, entah ada apa," ungkap MZ yang dibenarkan oleh HF yang telah mengetahui itu berlangsung selama bertahun-tahun.
Bahkan beberapa bulan lalu aparat desa menyaksikan sejumlah orang diamankan diduga terkait narkoba, namun beberapa hari kemudian hal mengejutkan terjadi, mereka dilepaskan begitu saja, dan santer terdengar aksi tebus menebus pun diduga terjadi , yang hingga kini masih dalam target investigasi awak media, meski pun penegak hukum menjelaskan bahwa saat itu tidak ditemukan adanya barang bukti sehingga mereka dilepaskan, meski pun ketua pemuda dan aparat desa lainnya menyaksikan adanya laki - laki yang diborgol saat itu dan dibawa ka kantor polisi.
Sekitar 20 Mei 2025, sebelum kebakaran, pemilik rumah diberikan surat peringatan oleh aparat desa untuk segera meninggalkan tempat itu dalam tempo paling lambat 10 hari, atas permintaan ibu dan abang angkatnya. Namun naas, awal juni, rumah itu tiba - tiba terbakar.
Pasca kebakaran itu, penghuni rumah terbakar itu diketahui masih kerap berkeliaran di desa tersebut bersama suaminya, meski pun rumahnya telah menjadi puing -puing yang hangus terbakar,dan ia sebelumnya dikabarkan sering cek cok dengan suami dan ibu angkatnya itu.
Juga berhembus kabar, diduga salah seorang aparat desa pernah dimaki, ketika sebelumnya sempat mendatangi dan menasehati pemilik rumah disebabkan aktifitasnya di lokasi itu.
Bahkan kabar pernikahan mereka pun dianggap tidak sah oleh aparat desa.
Saat ini pihak kepolisian dari polres Aceh Timur diketahui sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait penyebab kebakaran itu, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Selain itu pihak Polsek Idi Rayeuk juga sedang memproses laporan abang dan ibu angkat pemilik rumah terbakar itu terkait kasus dugaan penganiayaan dan pengancaman.
"Iya buk, ini kami lakukan penyelidikan dulu, apakah ini memang terbakar atau kah ada unsur kesengajaan," ungkap petugas saat itu. (Ags RA)