Nelayan Sei Berombang Labuhanbatu Terancam Melaut Akibat Harga BBM Solar Mencekik -->

Iklan Semua Halaman

Nelayan Sei Berombang Labuhanbatu Terancam Melaut Akibat Harga BBM Solar Mencekik

Redaksi
Sabtu, 09 April 2022

Labuhanbatu - Perekonomian dan kehidupan nelayan di Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara kondisinya semakin memprihatinkan. Penyebabnya karena tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar harga mendekati Rp 9 ribu per liter.

"Nasib kami laksana jatuh ketimpa tangga tersiram cet pula. Harga BBM solar tinggi ditambah sulitnya mendapatkan ikan," kata mantan Wakil Ketua HNSI Kabupaten Labuhanbatu Darmanto, kepada awak media ini via seluler, Jumat (8/04/2022).

Dikatakannya, pendapatan para nelayan dari hasil melaut tidak berimbang dengan biaya operasional ke laut. Hal itu disebabkan tingginya harga bahan bakar minyak tersebut.

"Kami para nelayan berharap ada perhatian serius dari Pemerintah soal BBM Solar untuk nelayan. Jangan terkesan masyarakat nelayan ini dimarginalkan," Sebutnya.

Dijelaskan, Wilayah Kabupaten di Sumatera Utara, hanya di Kabupaten Labuhanbatu khususnya daerah pesisir yang didominasi masyarakatnya para nelayan yang tidak memiliki pangkalan SPDN (Sentral Pengisian Dealer Nelayan).  Akibatnya, polemik BBM Solar untuk nelayan terus menjadi dilema dan tidak pernah bisa terselesaikan oleh Pemerintah Daerah mau pun Pemerintah Provinsi.

"Terkadang kami para nelayan di Sei Berombang ini merasa dianaktirikan oleh pemerintah propinsi. Peranan pemerintah daerah bagaimana bisa membuat SPDN di Sei Berombang sama sekali tidak ada. Sama saja keduanya tidak ada bedanya,"ungkap Darmanto.

Disinggung dari mana selama ini BBM Solar didapat untuk para nelayan di daerah itu, Darmanto mengatakan BBM Solar dipasok dari luar Kecamatan Panai Hilir oleh para agen.

Kendati demikian, Darmanto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Aliansi Nelayan Tangkap Teri (ANTAPI) Labuhanbatu tidak mempersoalkan siapa pun atau dari mana BBM Solar itu dipasok ke Sei Berombang.

"Saya tidak perduli siapa pemasoknya, kalau saya mau persoalkan pun bisa soal BBM Solar yang dipasok ke Sei Berombang, Tetapi untuk apa? Mau cari keuntungan pribadi dengan dalih aturan hukum?  Itu perbuatan biadab. Kami nelayan butuh bahan bakar untuk ke laut, makanya tidak jadi persoalan darimana BBM Solar itu datangnya, asal jangan solar oplosan dan harga terjangkau,"ucapnya tegas.

Darmanto juga meminta Camat Panai Hilir selaku Koordinator Kecamatan jangan berpangku tangan seolah tak tahu apa yang menjadi persoalan nelayan.

"Camat harus punya inisiatif bagaimana berkoordinasi dengan para pemasok minyak agar harga solar jangan terlalu tinggi. Jangan kondisi kami sudah sulit malah dibiarkan terjepit,"ungkapnya.

Camat Panai Hilir Amadsyah akrab disapa Ucok Bento, hingga berita ini dikirimkan ke redaksi belum bisa dikonfirmasi. (I.G.HRP).