Aceh Utara Siaga Darurat Banjir, Jubir: “Semua Aparat Dikerahkan” -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman


 

Aceh Utara Siaga Darurat Banjir, Jubir: “Semua Aparat Dikerahkan”

Redaksi
Senin, 24 November 2025



Aceh Utara – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir untuk seluruh wilayah terdampak. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 360/845/2025 yang ditandatangani Bupati Ismail A. Jalil (Ayah Wa), Senin (23/11/2025).

Status siaga darurat berlaku 54 hari, mulai 23 November 2025 hingga 15 Januari 2026. Pemerintah membuka peluang memperpanjang atau memperpendek masa darurat sesuai kondisi di lapangan.

Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Muntasir Ramli, mengatakan langkah ini diambil setelah mempertimbangkan prakiraan cuaca BMKG dan surat kesiapsiagaan Mendagri.

“Aceh Utara masuk wilayah potensi banjir. Puncak hujan diprediksi November–Desember, jadi status siaga ini wajib,” kata Muntasir kepada Acehkontras.com, Senin (24/11/2025).

Ia menyebutkan data sementara BPBD hingga pukul 24.00 WIB mencatat banjir telah merendam berbagai fasilitas publik seperti sekolah, dayah, meunasah, kantor pemerintahan, UMKM, lahan pertanian, perkebunan, hingga permukiman warga.

“Sebagian warga sudah mengungsi. Fungsi kehidupan masyarakat ikut terganggu,” ujarnya.

Banjir melanda 7 kecamatan dan 81 desa:

  • Tanah Jambo Aye (11 desa)
  • Seuneddon (16 desa)
  • Baktiya (43 desa)
  • Samudera (1 desa)
  • Langkahan (1 desa)
  • Syamtalira Aron (1 desa)
  • Muara Batu (8 desa)

Total warga terdampak mencapai 3.985 jiwa dari 2.481 KK, sementara pengungsi berjumlah 1.592 jiwa dari 519 KK, termasuk ibu hamil (54 jiwa), balita (319), dan lansia (89).

Bupati Ayah Wa turun langsung menyalurkan bantuan masa panik ke sejumlah titik pengungsian, seperti Matang Jurong, Paya Dua Uram, Lhok Rambideng, Ulee Rubek Timur, Baktiya, dan Langkahan. Bantuan mencakup beras, lauk siap saji, makanan anak, biskuit, mie instan, telur, minyak goreng, hingga air mineral.

“Seluruh perangkat daerah, BPBD, dan relawan sudah bergerak. Fokus kita pengungsian, logistik, dan pemulihan awal,” kata Muntasir menegaskan.

Ia menyebut status siaga ini memudahkan koordinasi dengan BPBA, BNPB, Dinas Sosial Aceh, Kemensos, dan instansi lainnya untuk percepatan penanganan.[wir]