Aceh Timur — Di tengah suasana haru dan penuh syukur, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh Timur bersama Yayasan SURA menorehkan babak baru kepedulian sosial lewat peletakan batu pertama pembangunan Dapur MBG (Makanan Bergizi Gratis) di *Gampong Blang, Kecamatan Simpang Ulim*, Rabu, 18 Juni 2025.
Momentum ini dihadiri langsung oleh Wakil Ketua Umum KADIN Aceh Koordinator Bidang OKK sekaligus Ketua *Yayasan SURA*, Muhammad Mada (Cek Mada), Wakil Bupati Aceh Timur T. Zainal Abidin, S.Pd.I., M.H., Ketua KADIN Aceh Timur Muhammad Ibrahim, serta Ketua KADIN Aceh Utara Abdul Mukti.
Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) ini menjadi dapur kedua yang dibangun mitra Yayasan SURA KADIN Aceh, setelah sebelumnya diluncurkan di Banda Aceh. Program ini merupakan bagian dari *Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)* yang menjadi harapan baru masyarakat akan hadirnya pemerataan akses gizi bagi generasi masa depan.
Suasana semakin khidmat dengan kehadiran alim ulama, tokoh masyarakat, dan anak-anak yatim dari wilayah sekitar. Warga menyambut antusias program MBG sebagai berkah nyata.
"Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah, KADIN Aceh Timur, KADIN Aceh, serta Yayasan SURA yang telah menghadirkan program ini di lingkungan kami. Ini adalah bukti bahwa kami tidak dilupakan. Harapan kami sederhana: anak-anak kami cukup gizi dan tumbuh jadi generasi cerdas,” tutur Syahrul, warga Simpang Ulim, haru.
Langkah cepat pembangunan dua dapur MBG dalam waktu yang nyaris bersamaan menunjukkan semangat percepatan yang luar biasa. Saat diwawancara media, Cek Mada menyampaikan bahwa pembangunan setiap dapur ditargetkan rampung dalam 45 hari—sejalan dengan libur sekolah, agar distribusi dan peralatan dapur bisa langsung difungsikan.
"Kita kejar momentum. Kalau selesai sesuai target, distribusi alat dapur dan logistik pendukung akan lebih efisien," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KADIN Aceh Utara Abdul Mukti menilai program MBG bukan hanya agenda sosial, tetapi juga penggerak ekonomi rakyat.
"Program ini bukan hanya soal gizi. Ia menciptakan rantai ekonomi yang kuat, melibatkan UMKM, petani, nelayan, hingga membuka lapangan kerja. Bayangkan, jika satu dapur menyerap 45 tenaga kerja, maka program ini bukan sekadar dapur, tapi pusat pemberdayaan rakyat," tegas Mukti.
Langkah ini menunjukkan bahwa KADIN Aceh bukan hanya bicara bisnis, tetapi juga hadir di tengah rakyat, menjawab tantangan generasi dan menggerakkan ekonomi dari akar rumput. [*]