Pada tanggal 15 November 2024, saya, Zulfan, S.Kom, berkesempatan untuk berbagi ilmu dalam materi public speaking di Yayasan Rumah Asa Silampari, Kota Lubuk Linggau. Yayasan ini merupakan tempat rehabilitasi bagi pasien pengguna narkoba, dan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu mereka menemukan kembali jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagai seorang pegiat sosial pendidikan dan budaya, saya merasa terhormat dan bersemangat dapat memberikan kontribusi untuk peserta yang sedang menjalani proses pemulihan ini.
Lahir dan dibesarkan di Gampong Teungoh Baroh, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, saya adalah seorang anak dari ibu yang bernama Rohani, dan saat ini saya sudah memiliki anak bernama Ahmad Zain Kamil bersama istri saya, Evi Yanti, S.Pd, Gr.. Sejak tahun 2013, saya terjun ke dunia sosial melalui lembaga pegiat sosial Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (IKAN). Pada periode 2017-2022, saya dipercaya untuk memimpin organisasi ini di Kabupaten Pidie, sebuah pengalaman yang sangat berharga dalam membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba dan pentingnya rehabilitasi bagi mereka yang terjebak dalam ketergantungan.
Sebagai bagian dari perjalanan sosial saya, mengisi materi tentang public speaking di Yayasan Rumah Asa Silampari memberikan saya kesempatan untuk berbagi tidak hanya teknik berbicara yang efektif, tetapi juga untuk menginspirasi mereka yang sedang berjuang keluar dari ketergantungan. Public speaking adalah keterampilan yang sangat penting dalam membangun kepercayaan diri, dan saya percaya hal ini bisa menjadi salah satu kunci untuk membuka peluang baru bagi setiap individu.
Bagi para peserta di Rumah Asa Silampari, kemampuan berbicara dengan jelas dan percaya diri bukan sekadar teknik, melainkan juga sebuah langkah besar menuju pemulihan. Banyak dari mereka yang sebelumnya mungkin merasa kehilangan suara, baik itu dalam konteks sosial maupun pribadi, karena perasaan rendah diri atau bahkan rasa malu akibat masa lalu mereka. Melalui sesi ini, saya berusaha mengajak mereka untuk melihat bahwa setiap kata yang mereka ucapkan memiliki kekuatan. Kekuatan untuk menyampaikan cerita hidup mereka, kekuatan untuk berbicara tentang perjuangan mereka, dan kekuatan untuk memberi harapan bagi diri mereka sendiri serta orang-orang di sekitar mereka.
Saya juga menekankan pentingnya berbagi cerita. Setiap individu di Rumah Asa Silampari memiliki perjalanan yang unik dan penuh tantangan. Dengan berbicara, mereka tidak hanya membuka diri kepada orang lain, tetapi juga memulai proses penyembuhan yang lebih dalam. Public speaking, dalam hal ini, menjadi alat untuk mengenal diri mereka lebih baik, untuk berdamai dengan masa lalu, dan untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Melalui pengalaman saya bersama IKAN, saya tahu betul betapa pentingnya dukungan dalam proses rehabilitasi. Pengalaman-pengalaman sulit yang mereka hadapi bukanlah beban yang harus dipendam dalam diam, melainkan sebuah kekuatan yang bisa dikemas menjadi cerita yang mampu menginspirasi orang lain. Saya berharap bahwa dengan mengajarkan mereka cara berbicara dengan penuh keyakinan, mereka akan merasa diberdayakan untuk berbagi kisah hidup mereka, untuk memberi tahu dunia bahwa mereka memiliki kekuatan untuk berubah.
Bagi saya, berbagi ilmu dan cerita di tempat seperti Yayasan Rumah Asa Silampari adalah bagian dari misi hidup saya. Saya percaya bahwa di mana saja bumi berpijak, setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah, belajar, dan berkembang. Dan melalui public speaking, kita bisa membuka banyak pintu, menyampaikan pesan yang penuh makna, serta memberi dampak positif, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Saya berharap sesi ini bisa memberikan semangat baru bagi para peserta untuk terus maju dan berjuang, serta untuk mengingatkan mereka bahwa setiap langkah kecil menuju pemulihan adalah langkah yang berarti. Sebagai seorang pegiat sosial, saya merasa diberkati bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka, memberikan sedikit cahaya dan harapan di tengah perjalanan panjang mereka menuju kesembuhan dan perubahan hidup yang lebih baik.
Semoga setiap kata yang diucapkan oleh peserta Rumah Asa Silampari pada hari itu menjadi tanda bahwa mereka siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka—babak yang penuh dengan harapan, keberanian, dan kesuksesan.[]