Kabupaten Labuhanbatu Berbagi Praktek Baik Dalam Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Jogja -->

Iklan Semua Halaman

Kabupaten Labuhanbatu Berbagi Praktek Baik Dalam Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Jogja

Redaksi
Rabu, 24 Agustus 2022

Jogja - Kabupaten Labuhanbatu terpilih menjadi salah satu Kabupaten yang ambil bagian dalam Konferensi Internasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia (International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health / ICFPRH) di Jogja tanggal 23-25 Agustus 2022. 

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Sahid Raya Jogja ini merupakan agenda pertemuan International kedua (Pertama tahun 2019) yang sempat terjeda karena pandemic covid19. 

Dalam Koferensi ini, Kabupaten Labuhanbatu mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman berkaitan dengan dukungan kebijakan dalam meningkatkan Cakupan KBPP dan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi baru lahir di Kabupaten. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu, Friska E Simanjuntak, SKM, MKM menjadi representasi Kabupaten Labuhanbatu sebagai Narasumber dalam salah satu sesi workshop. 

Konferensi Internasional yang berlangsung selama 3 hari ini terdiri dari berbagai event workshop dan Pameran. Labuhanbatu masuk dalam satellite Workshop yang bertema Penguatan Program KBPP Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan KBPP di Fasilitas Kesehatan di Indonesia. Bersama dengan 4 narasumber lainnya Friska berbagi praktek baik proses penyusunan kebijakan yang berawal dari dukungan RPJMD Kabupaten. 


Dalam makalahnya, Friska memaparkan tentang proses advokasi dalam penyusunan RPJMD yang menjadi langkah awal untuk mendukung upaya-upaya peningkatan cakupan KBPP melalui kebijakan daerah. 

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat ini, dengan RPJMD yang memprioritaskan Kesehatan Ibu, bayi dan anak, maka banyak kemudahan dalam penyusunan kegiatan terkait AKI AKB, baik oleh Dinas Kesehatan, DP2KB maupun OPD lain yang bertujuan untuk kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir dan anak.

Sebelumnya, Friska juga menyampaikan visi misi Kabupaten yang di pimpin oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati (dr. Erik Adtrada Ritonga, MKM dan Ellya Rosa, SPd, MM). Tantangan Labuhanbatu cukup besar karena tingginya Jumlah Kematian Ibu dan Bayi baru lahir serta ditunjuknya Labuhanbatu sebagai lokus Stunting menjadi dinamika tersendiri. Kehadiran Jhpiego melalui program KBPP Pilihan dimanfaat secara optimal dengan melakukan dinamisasi terhadap Perda no 9 tahun 2019 tentang KIBBLA. Yang selanjutnya berujung pada lahirnya SK tim Pelaksana KIBBLA yang diketuai oleh Sekretaris Daerah Ir. Muhammad Yusuf Siagian, M.MA dengan Tim Teknis yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Kamal Ilham, SKM, MKM. Sebagai wujud komitmen, stakeholder yang masuk dalam Tim Pelaksana KIBBLA menandatangani komitmen bersama untuk Zero Tolerance untuk kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. 

" Bupati juga ikut dalam penandatanaganan dan sekaligus mencanangkan GEMA KIBBLA (Gerakan Bersama untuk Kesehatan Ibu Melahirkan, Bayi Baru lahir, Bayi dan Anak Labuhanbatu) tanggal 22 Juni 2022 menjadi penutup presentasi Kabupaten Labuhanbatu" Sebut Friska.

Kehadiran Kabupaten Labuhanbatu merupakan dampak dari dampingan Jhpiego dalam program KBPP Pilhan. Program yang sudah berjalan sejak 2020 ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan KBPP. Cakupan KBPP merupakan salah satu pendekatan yang berkontribusi untuk penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan dan Bayi baru lahir serta menekan angka Stunting.

 Dalam konferesi ini, 5 daerah dampingan Jhpiego berbagi praktek baik sebagai hasil dari pendampingan yang telah dilakukan. Selain Kabupaten Labuhanbatu, juga tampil sebagai presenter adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang dengan tema praktek baik yang berbeda.

Sebagai informasi, Jhpiego adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada kesehatan dan merupakan afiliasi dari Universitas Johns Hopkins yang memiliki visi untuk menyelamatkan jiwa, meningkatkan (derajat) kesehatan, dan mengubah masa depan. Jhpiego bermitra dengan pemerintah, pakar kesehatan dan masyarakat untuk membangun ketrampilan/kapasitas dan sistem yang menjamin masa depan yang lebih sehat bagi perempuan dan keluarga.(julip Ependi)