Istri Prajurit Koarmada II Bantu Seorang Ibu Melahirkan Darurat Di Pasar Pabean -->

Iklan Semua Halaman

Istri Prajurit Koarmada II Bantu Seorang Ibu Melahirkan Darurat Di Pasar Pabean

Redaksi
Jumat, 13 November 2020

Surabaya || ak.
Mendengar suara perempuan yang teriak histeris minta tolong, naluri sebagai seorang tenaga kesehatan membuatnya tergugah untuk menghampiri dan menolong. Benar saja, terlihat seorang perempuan hamil terkulai lemas menahan sakit seperti hendak melahirkan. Bergegas dibantunya perempuan tersebut untuk menjalani persalinan darurat di Pasar Pabean,pada Senin (9/11).

Adalah Siti Indriyani, seorang tenaga kesehatan di bidang Kebidanan yang membantu persalinan tersebut meski tanpa dilengkapi APD sesuai protokol kesehatan, karena memang terjadi dalam kondisi darurat.

Bidan Siti Indriyani merupakan istri dari Serda Rudi Hermanto, yang sehari-hari berdinas di KRI Cakra-401 Satuan Kapal Selam Koarmada II. Ia sendiri adalah seorang Bidan yang bertugas di Dinas Kesehatan Koarmada II sejak tahun 2017. Dengan susah payah dan peralatan seadanya, Bidan Siti Indriyani membantu persalinan si ibu yang ternyata bayinya dalam kondisi sungsang. 

" Satu kaki terlebih dahulu keluar sehingga saya melakukan pertolongan mengeluarkan kaki satunya lagi. Setelah keluar kedua kaki, saya keluarkan perut dan bahu si jabang bayi. Setelah sampai di kepala ternyata ada tiga lilitan tali pusat di leher bayi.Untuk menyelamatkannya saya regangkan lilitan tali tersebut dengan hati-hati satu persatu sampai bayi keluar utuh, " ungkap Indriyani-sapaan karibnya. 

" Bayi akhirnya bisa keluar secara utuh dan sempurna namun tidak menangis, dan menunjukkan gejala hipoksia. Kurang lebih 15 menit bayi belum menangis juga , saya segera lakukan resusitasi jantung,  dan rangsangan dengan menepuk-nepuk punggung bayi sampai beberapa kali sambil menghangatkan badan bayi dengan kain seadanya yang ada di pasar itu. Alhamdulillah bayi tersebut mulai tersedak dan akhirnya menangis dengan kencang, " lanjut Indriyani. 

Ia melanjutkan setelah bayi menangis maka untuk memotong tali plasenta yang masih melekat,  Ibu dan bayi segera dirujuk ke rumah sakit terdekat yakni RS Muhammadiyah Surabaya. Hal ini agar plasenta bayi dapat dipotong dengan alat yang steril,  dan si Ibu juga mendapat perawatan lebih lanjut. 

Indriyani menuturkan, jika si bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut diberinya nama Wira Ananta Rudira, yang berarti Tabah Sampai Akhir dan tidak lain adalah motto dari Satsel tempat suaminya berdinas. Hal itu dilakukannya untuk memenuhi permintaan kedua orang tua bayi yang merupakan warga Pesapen, agar dirinya yang memberi nama sang bayi karena telah ikhlas menolong persalinan anak mereka yang tergolong sulit. 

Terpisah,  Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan melalui Kadiskes Koarmada II Kolonel Laut (K) dr. I Ketut Tirka Nandaka, mengapresiasi positif tindakan terpuji yang dilakukan oleh Bidan Siti Indriyani dan berharap hal serupa juga dilakukan oleh seluruh prajurit dan PNS Koarmada II untuk peka terhadap kesulitan masyarakat di sekeliling, dan menjunjung budaya saling tolong menolong dimanapun berada.(AD).