Komentar
Aceh Jaya – Kepala Lapas Kelas III Calang, Suparman, langsung tancap gas sejak awal masa tugasnya. Baru beberapa bulan menjabat, ia sudah membangun pagar pembatas antara petugas dan warga binaan demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib.
Namun tak hanya soal keamanan, Suparman juga fokus pada sisi pembinaan warga binaan. Ia mendorong program-program yang menyentuh aspek spiritual dan keterampilan hidup, sebagai bekal bagi narapidana saat kembali ke masyarakat.
Di bidang keagamaan, Lapas Calang rutin menggelar pengajian dan tausiah empat kali setiap bulan. Kegiatan ini menghadirkan para ustaz dari wilayah Calang dan bertujuan memperkuat akhlak dan keimanan warga binaan. “Kami ingin mereka mampu menghafal Al-Qur’an dan ayat-ayat pendek, sebagai bagian dari pembinaan mental dan rohani,” ujar Suparman, Rabu, 30 Juli 2025.
Sementara itu, pada aspek keterampilan, para warga binaan diajak mengelola lahan kosong dalam lapas untuk menanam jagung, kacang panjang, kacang hijau, cabai, dan tanaman pangan lainnya. Program ini menjadi sarana produktif sekaligus terapi kerja bagi mereka.
Menariknya, pembinaan ini juga melibatkan koperasi lapas sebagai penyedia modal. Setelah masa panen, hasil pertanian dibagi dua: sebagian untuk koperasi sebagai pengganti modal, dan sisanya menjadi milik warga binaan yang mengelola kebun. Skema ini dinilai mampu melatih tanggung jawab sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi narapidana.
Melalui program-program ini, Suparman berharap Lapas Calang tak hanya menjadi tempat menjalani hukuman, tapi juga wadah pembentukan pribadi yang lebih baik, mandiri, dan siap kembali ke tengah masyarakat.[Muhammad Syuib]