Loyalitas Yudo Margono Redupkan Covid-19 -->

Iklan Semua Halaman

Loyalitas Yudo Margono Redupkan Covid-19

Redaksi
Senin, 25 Oktober 2021

Jakarta - Menjelang bulan November ini di beberapa media digital terkemuka banyak  membahas  pergantian Panglima TNI, menebak-nebak  siapa  yang akan kejatuhan "Amanah sekaligus  Perintah"  dari hak prerogratif Presiden Jako Widodo untuk membangun TNI yang profesional dan Tangguh.

Jenderal Andika Perkasa (Kepala Staf TNI Angkatan Darat) yang merupakan mantu Hendropriyono. Ataukah  Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut? Ataukah Marsekal TNI Fadjar Prasetyo?

Dua nama ini Jenderal Andika dan Laksamana Yudo Margono disebut-sebut menjadi obyek perlombaan para  pengamat bernyanyi kepada media dengan analisis yang kadang-kadang tidak rasional sebab mekanisme   pemilihan Panglima jelas keputusan mutlak Presiden,  dan calon Panglima TNI pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan yang kapabilitasnya sama-sama sudah teruji.

Terlepas dari itu semua bahwa Panglima TNI adalah bagian dari pembantu Presiden sehingga Presiden Jokowi otomatis akan memilih calon Panglima TNI  yang nantinya kriterianya dapat  bekerja sama dengannya  dan loyalitas serta tidak memiliki agenda kepentingan politik. Sehingga aneh apabila institusi TNI yang besar pada kali ini untuk suksesi pimpinannya  yang sebenarnya  kegiatan biasa diramaiakan orang-orang yang punya kepentingan  dengan bentuk deklarasi dukungan pada salah satu calon. Jelas orang-orang tersebut bisa dikatagorikan pemecah belah institusi TNI.

Sederhannya Jokowi ingin menunaikan tugasnya dengan aman di tengah isu terorisme,  agama atau separatisme sengaja disebar oleh antek asing ditambah kondisi pandemi Covid-19. Panglima TNI haruslah orang yang bisa membantu Presiden memberi rasa aman  bagai  bangsa ini sehingga agenda-agenda membangun negara mewujudkan  kesejahteraan rakyat bisa berjalan tanpa hambatan.

Jokowi jelas ingin memilih pembantunya yang loyal tegak lurus mengikuti perintahnya, Saat ini Jokowi sedang menghadapi musuh besar Pandemi Covid-19.Dari kegiatan program ini jelas siapa-siapa yang dengan iklas menjalankan perintahnya sampai tuntas dengan menggunakan instrumen yang dimiliki. 

Mungkin dari pantauan dan jejak digital media, kiprah Yudo Margono dalam mengatasi penyebaran Covid-19  cukup komprehensif dan sejak awal sampai saat ini tanpa surut ini salah satu karakter yang loyal, pekerjaan  harus sampai tuntas. Laksamana Yudo mulai berkecimpung mengatasi Covid-19 sejak masih menjabat Pangkogabwilhan hingga Kasal,  sehingga berkontribusi meredupkan Covid-19 dengan berbagai gebrakan serbuan vaksinasi massal ke masyarakat maritim, pusat keramaian, kampus/sekolah bahkan ke podok-pondok pesantren.

Siapakah sosok Laksamana Yudo Margono?
Laksamana Yudo  Margono menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) mulai 20 Mei 2020 lalu. Tidak sembarang prajurit TNI AL yang bisa menduduki jabatan  Kasal. Serangkaian kemampuan dan kecakapan, serta loyalitas adalah sebagian syarat yang harus dimiliki.

Tentang loyalitas, tak ada yang bisa membantah loyalitas Kasal ke-27 ini. Seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan paripurna.

Track record ini dibuktikan Yudo bahkan jauh sebelum beliau menjadi Kasal. Berikut beberapa catatan loyalitas Yudo Margono.

Sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo dengan kesigapannya memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion Air JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa pada tahun 2019. Sehingga dengan kesigapan satgas dibawah pimpinannya tak butuh lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat naas tersebut.

Kesuksesan pada saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1). Sebagai Pangkogabwilhan 1, yang merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tanntangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut tetapi meliputi darat, laut dan udara. Tentunya tantangan dan permasalahan yang dihadapi  semakin besar. Jabatan ini pun bukan masalah yang besar bagi sosok Yudo Margono. 

Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna yang diklaim sebagai wilayah China. Berulang kali ia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut.

Saat virus corona merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya untuk memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna. Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoi olehnya.

Pemerintah lalu membangun RSD di Wisma Atlet Kemayoran. Setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan ke Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono. Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo juga yang mengomandoi.

Pengalamannya memimpin di jajaran Kogabwilhan 1 membuktikan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono adalah seorang prajurit sejati yang dapat mengkomandoi lingkup 3 matra. Darat, laut, dan udara.

Sebagai Kasal, tak perlu lagi ditanya tentang loyalitasnya. Garis lurus, itulah jawaban yang akan didapat. Loyalitas yang tegak lurus, baik ke atas maupun ke bawah. Ke atas dibuktikan dengan tugas-tugas yang diselesaikannya dengan baik dan paripurna. Ke bawah dibuktikan dengan perhatiannya kepada keluarga besar TNI AL yang menjadi tanggung jawabnya.  Bahkan loyalitasnya  juga ditunjukkan dengan memberikan penghargaan para sukarelawan yang bekerja  di RSD Wisma atlit yang berani  berkorban merawat pasien  diberikan  reward  kepercayaan menjadi parjurit TNI AL bagi 

Saat  KRI Naggala-402 dipastikan tenggelam, Yudo menyambangi beberapa keluarga korban dan bersama Presiden, Menhan, dan Panglima TNI mengadakan pertemuan dengan para keluarga korban. Tidak hanya sampai disitu Laksamana Yudo bertanggungjawab atas masa depan putra-putri prajurit KRI Naggala  akan membiayai sampai menempun Sarjana (S1) bahkan berusaha memberikan tempat tinggal (rumah) yang sekarang dalam proses pembangunan, meskipun biaya dari donator. Dari sinilah Nampak Yudo dapat bekerja sama dan bersinergi dengan instansi lain

Loyalitas, ini mungkin adalah kelebihan Laksamana TNI Yudo Margono. 

Tak heran bila banyak pengamat yang menyatakan bahwa Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan cukup tinggi. Dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Disamping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.

Kedua, visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia perlu dilanjutkan. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Kita semua dapat melihat bagaimana sosok calon panglima TNI yang saat ini digadang-gadang  untuk  menjadi Panglima  TNI. Baik Yudo Margono,  Andika Perkasa maupun  Fajar  memiliki peluang yg sama, namun Pimpinan Negara, pemerhati militer maupun masyarakat akan dapat memilih  sosok yang dapat mewakili Pemimpin TNI yg memiliki loyalitas dan kepatuhan yang sangat tinggi dalam pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara. Loyalitas dan kepatuhan yg ditunjukkan kepada Presiden RI maupun kepada Panglima  TNI Saat ini serta perintah mengatasi Covid-19.

Dan yang terakhir, Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut dalam loyalitas dan kepatuhannya  mendukung pemerintah mengatasi covid-19 di masyarakat menjabarkannya dengan lima program untuk dilaksanakan penuh jajaran TNI AL yakni serbuan vaksinasi ke masyarakat maritim, pondok pesantren dan Sekolah/kampus,  menyiapkan rumah sakit Covid darurat, menyiapkan suplai oksigen, melaksanakan donor darah konvakesen dan regular serta membuat dapur lapangan untuk pasien isoman. Sosok figur pekerja keras dan berani tanggung jawab serta selalu bersinergi dengan instansi lain ini layak menjadi Panglima TNI,  serta didukung pengalaman dan loyalitasnya yang tak terbantahkan(Red).